Toyota GR Indonesia Tunjukkan Performa Tangguh, Kendala Elektronik Gagalkan Kemenangan di APRC



SIMALUNGUN, SUMATERA UTARA – Perjuangan Ryan Nirwan bersama navigator Adi Indiarto di ajang Asia Pacific Rally Championship (APRC) Leg 1 di Simalungun berakhir dengan cerita yang penuh emosi. Setelah tampil impresif dan memimpin jalannya lomba dengan selisih tiga menit, harapan untuk mengamankan kemenangan pupus akibat kendala teknis yang sangat jarang terjadi.

“Kami sudah memainkan strategi yang sempurna untuk menang dan memimpin tiga menit, tapi tidak bisa memulai tiga stage terakhir karena masalah elektronik yang sangat jarang terjadi. Rasanya berat sekali,” ungkap Ryan dalam keterangannya.

Meski mengakui ini menjadi titik terendah musim ini, Ryan tetap optimistis. “Tahun ini kami selalu berada di puncak, dan saya percaya setelah ini hanya akan naik lagi. Menang memang menyenangkan, tapi jika selalu menang, itu juga bisa berdampak kurang baik. Ada kalanya menang, ada kalanya membentuk karakter,” tambahnya penuh semangat.

Penampilan Ryan dan Adi bersama TGR Indonesia pada hari pertama menuai pujian. Duo ini menunjukkan konsistensi dan kecepatan yang membuat mereka menjadi favorit untuk juara. Kendati hasil akhir tak sesuai harapan, mental juara dan tekad untuk #ComebackStronger menjadi bekal berharga untuk menghadapi putaran-putaran berikutnya.

Popular Posts

Image

Casey Stoner Kritik Regulasi MotoGP 2027: “Arah yang Salah”

Legenda MotoGP, Casey Stoner, kembali melontarkan kritik tajam terhadap arah regulasi baru yang akan diterapkan pada musim 2027. Mantan juara dunia dua kali itu menilai sejumlah aturan baru justru berpotensi mengurangi kualitas balapan dan menimbulkan masalah teknis yang serius. Menurut Stoner, hilangnya perangkat   ride-height device   otomatis akan membuat kecepatan puncak (top speed) lebih rendah. Konsekuensinya, titik pengereman menjadi lebih pendek, sehingga peluang pebalap untuk melakukan manuver menyalip akan semakin terbatas. “Top speeds akan lebih rendah karena mereka tidak punya ride-height device. Itu juga berarti titik pengereman lebih pendek, jadi kesempatan untuk overtaking berkurang,” tegas Stoner. Selain itu, meski motor menjadi lebih ringan, perangkat aerodinamika berupa   winglets   tetap dipertahankan. Hal ini menurut Stoner justru menimbulkan masalah baru: kecepatan menikung lebih tinggi yang menghasilkan turbulensi, berdampak langsung pada stabil...
Image

Pecco Bagnaia Tegaskan Komitmen untuk Balapan Bersih di Final MotoGP

Menjelang akhir musim MotoGP yang semakin mendebarkan, juara bertahan Pecco Bagnaia membuat pernyataan tegas tentang sportivitas dan integritas di lintasan. Dalam sebuah wawancara terbaru, Bagnaia mengatakan, "Saya tidak akan pernah melakukan manuver kotor, saya bukan tipe orang seperti itu." Pernyataan ini mencerminkan komitmennya untuk menjaga balapan tetap bersih, meskipun berada di bawah tekanan berat dari para pesaing yang menganalisis setiap detail demi meraih keunggulan. Sikap Bagnaia ini mendapat sorotan karena dia bertekad untuk mempertahankan strategi yang bersih, terlepas dari pengawasan ketat dari para rival yang berusaha merebut posisi puncak. Dedikasinya terhadap balapan yang jujur menciptakan atmosfer profesional dan penuh rasa hormat di lintasan, berbeda dengan anggapan bahwa sebuah "manuver template" atau taktik agresif mungkin bisa menentukan hasil dari musim yang sangat kompetitif ini. Dengan kejuaraan yang menjadi taruhannya, para pen...
Image

Marc Márquez Kunci Gelar Juara Dunia di Motegi: Comeback Terhebat dalam Sejarah MotoGP

Motegi, Jepang   – Tangisan haru, sorak-sorai tifosi, dan sejarah baru tercipta di Twin Ring Motegi. Marc Márquez resmi memastikan diri sebagai   Juara Dunia MotoGP   bersama Ducati Lenovo, menutup perjalanan comeback luar biasa yang akan dikenang sepanjang masa. Dalam wawancara usai balapan, Márquez hampir tak mampu menahan emosi ketika diminta menggambarkan perasaannya. “No… it’s impossible to speak. Every time when I… when I… I don’t want to remember what I passed through. I just want to enjoy the moment. But it’s true… it was super difficult. Now I feel proud of myself. It’s part of me,”   ucap Márquez dengan mata berbinar. Pebalap Spanyol itu tak menutupi bahwa dirinya pernah melakukan kesalahan besar dengan kembali terlalu cepat setelah cedera serius. Namun justru dari kesalahan itulah lahir tekad pantang menyerah. “A big mistake in my career was to come back too early. But then, you know, I fought, fought, fought… and I won again. So, I’m proud,”   tambah...