Women Shifting Gears: Elisabetta Costa, Sang Problem Solver di Balik Layar Balap Dunia




Di balik gemuruh mesin, adrenalin di tikungan, dan sorotan lampu podium, ada sosok yang memastikan semua berjalan mulus — meski tidak pernah memegang setelan suspensi atau memeriksa tekanan ban. Namanya Elisabetta Costa, koordinator untuk R3 bLU cRU World Cup dan WorldWCR, dua ajang penting di dunia balap motor internasional.

Elisabetta tidak menyebut dirinya sebagai figur teknis. “I’m not a technical figure: I’m the problem solver,” tegasnya. Perannya mencakup koordinasi logistik, mengatur perjalanan bagi sekitar 25 staf di kedua kejuaraan, hingga menjadi penghubung antara Dorna, teknisi, pembalap, dan keluarga mereka.

Dengan pembalap muda berusia 14–20 tahun, perannya meluas jauh dari sekadar manajemen event. Ia memberi nasihat, mengatur jadwal, mengingatkan kewajiban, bahkan mendorong para pembalap untuk tetap fokus pada pendidikan dan belajar bahasa. “Kalau mau jadi pembalap profesional, kamu harus profesional dalam segala hal,” ujarnya.

Menyatukan Budaya, Merangkul Perbedaan

Bagi Elisabetta, pekerjaan ini bukan hanya soal balapan, tetapi juga tentang interaksi manusia. “Saya suka berada di tengah berbagai budaya, bahasa, dan pola pikir. Kamu bisa belajar banyak, sekaligus membantu orang lain mengeluarkan potensi terbaik mereka. Dan sambil itu, kamu sendiri ikut berkembang.”

Pengalamannya sebagai seorang ibu turut membentuk caranya bekerja. Kadang ia menjadi semacam “psikolog” bagi orang tua pembalap. “Saya akan mengajak ayah atau ibu pembalap bicara, memberi saran, dan mencoba bersikap empatik dalam setiap hal.”

Awal yang Tak Terduga

Perjalanan Elisabetta ke dunia balap dimulai pada 2005. Lulusan studi bahasa ini awalnya bekerja sebagai penerjemah. Suatu hari, ia berkunjung ke tim MotoGP tempat bosnya sekarang bekerja. Kebetulan saat itu tim menerima banyak tamu dan kesulitan mengoordinasi mereka. Elisabetta spontan membagi tamu menjadi kelompok untuk tur garasi.

“Saya tidak direkrut untuk itu, tapi seseorang dari tim melihat dan berkata, ‘Kami butuh kamu.’” Musim berikutnya, ia resmi bergabung di divisi logistik.

Dari situ, kariernya berkembang: dari logistik, ke pemasaran, lalu administrasi. Perjalanannya membawanya keliling dunia, menggunakan bahasa yang ia pelajari — dan menambah bahasa baru di sepanjang jalan. “Kunci di dunia ini adalah fleksibilitas dan kemauan untuk belajar,” kata Elisabetta, menutup kisahnya.

Lebih dari Sekadar Balap

Di arena balap yang penuh tekanan, Elisabetta Costa adalah figur yang menjaga harmoni. Ia tidak berada di garis start, namun tanpa kehadirannya, banyak hal takkan berjalan sebagaimana mestinya. Baginya, menjadi problem solver berarti memastikan roda tetap berputar — tidak hanya di lintasan, tetapi juga di hati dan pikiran semua yang terlibat.



Popular Posts

Pecco Bagnaia Tegaskan Komitmen untuk Balapan Bersih di Final MotoGP

Mandalika Bersiap Penuhi Homologasi FIA untuk GT World Challenge Asia 2025 

Farrel Rafellyno Tetap Podium Meski Mobil Alami Kerusakan di Indonesia Drift Series Yogyakarta